Produk: Ashitaba Leaf & Ashitaba Chalcone

Rabu, 13 Oktober 2010

Ashitaba: Wasir/Ambeien

Tanaman Ashitaba

Tanaman Ashitaba, juga disebut Don Qui, adalah asli pulau Hachijo, Jepang. Secara ilmiah, herbal ini disebut Angelica Keiskei, yang diperoleh melalui kata Latin "Angel," karena begitu mistisnya, yaitu efek dari herbal ini sangat luar biasa.

Karakteristik Ashitaba

The Ashitaba adalah tanaman abadi, yang termasuk keluarga Apiaceae. Herbal harum halus dan berongga, dengan tinggi batang yang menyimpan tandan bunga putih.

Tanaman Ashitaba telah digunakan selama berabad-abad di Timur. Catatan tertua menggunakan ramuan Ashitaba muncul dalam sebuah buku Cina ditulis oleh Dr Lee, yang diyakini telah hidup 1518-1593 M. Buku yang sama itu disalin ke dalam bahasa lain, seperti Inggris, Jerman, Latin dan Rusia.

Kegunaan Ashitaba

Herbalis Amerika menggunakan Ashitaba sebagai obat yang dimakan. Daun dan akar dianggap sebagai diuretik, pencahar, dan herbal umur panjang, yang diduga untuk mempromosikan kesehatan dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berikut ini adalah gangguan yang diobati dengan Ashitaba:
• Gastritis kronis
• Kanker lambung
• Tekanan darah tinggi
• Anemia
• Karsinoma
• Borok
• Kelelahan kronis
• Diabetes
• Sakit dan nyeri otot
• Gejala dingin
Ambeien/wasir
• Penuaan

Sumber: http://herbs.lovetoknow.com/Ashitaba_Plant

Ashitaba: Hepatitis Kronis

Ashitaba: Hepatitis Kronis

Ashitaba dapat membantu Anda memperlambat penuaan, tetap muda dan sehat, dengan kulit lentur dan kulit bebas kerut.

Ashitaba adalah makanan organik utuh, sayuran berdaun hijau, mengandung flavonoid, antioksidan dan kaya asam amino, vitamin dan mineral, klorofil, enzim dan serat. Hal ini baik untuk visi, dapat menurunkan kolesterol, juga seorang penderita kanker yang kuat, dan banyak lagi.

Chalcone pada ashitaba adalah antioksidan yang sangat kuat dan pembersih darah yang efektif. Antioksidan melindungi sel dari kerusakan radikal bebas yang dapat menyebabkan mutasi sel. Dengan mengendalikan radikal bebas, penuaan dapat dicegah pada tingkat sel dimana proses penuaan dimulai. “Cellular” kesehatan merupakan faktor penting bagi jaringan sehat dan efisien fungsi organ. Faktor-faktor ini dapat menghasilkan rentang kehidupan yang diperpanjang.

Ashitaba juga telah digunakan sebagai pengobatan untuk gangguan berikut: gangguan saluran GI: (gastritis akut, gastritius kronis, chlorhydria, kanker lambung, ulkus duodenum, ventriculi descensus, atonia lambung dan enteritis kronis), hepatitis kronis, reproduksi sel, pembersihan darah, tekanan darah tinggi, kanker, pembesaran pembuluh darah, anemia, sindrom kelelahan kronis, mabuk, asma, masuk angin, produksi sperma, diabetes, kekakuan bahu, konstipasi, edema, neurosis, wasir, mastitis, dan penuaan kulit.

Hepatitis Akut vs Kronis

Hepatitis Akut vs Kronis

Gangguan pada organ hati (liver) biasanya terjadi secara laten alias sulit terdeteksi. Organ hati (liver)tidak memberikan gejala maupun tanda yang spesifik jika terjadi gangguan, kecuali jika gangguan yang terjadi telah cukup parah.

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total. Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis). Tingkat keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi yang dapat sembuh sendiri secara total, kondisi yang mengancam jiwa, menjadi penyakit menahun, hingga gagalnya fungsi hati (liver).

Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Biasanya, hepatitis akut berlangsung dalam periode 1 hingga 2 bulan. Kerusakan akibat hepatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan hati saja. Namun jika daya tahan tubuh pasien dalam keadaan buruk hepatitis akut dapat mengancam jiwa.

Sedangkan hepatitis kronis terjadi jika sebagian hati (liver) yang mengalami peradangan berkembang sangat lambat, tetapi sebagian lain dapat menjadi aktif dan semakin memburuk dalam hitungan tahun. Akibat dari hepatitis kronis yang memburuk adalah terjadinya sirosis atau kanker hati. Keduanya sering berakhir pada kematian.

Apa Ashitaba lakukan?

Apa Ashitaba lakukan?

Ashitaba dapat membantu Anda memperlambat penuaan, tetap muda dan sehat, dengan kulit lentur dan kulit bebas kerut.

Ashitaba adalah makanan organik utuh, sayuran berdaun hijau, mengandung flavonoid, antioksidan dan kaya asam amino, vitamin dan mineral, klorofil, enzim dan serat. Hal ini baik untuk visi, dapat menurunkan kolesterol, juga seorang penderita kanker yang kuat, dan banyak lagi.

Chalcone pada ashitaba adalah antioksidan yang sangat kuat dan pembersih darah yang efektif. Antioksidan melindungi sel dari kerusakan radikal bebas yang dapat menyebabkan mutasi sel. Dengan mengendalikan radikal bebas, penuaan dapat dicegah pada tingkat sel dimana proses penuaan dimulai. “Cellular” kesehatan merupakan faktor penting bagi jaringan sehat dan efisien fungsi organ. Faktor-faktor ini dapat menghasilkan rentang kehidupan yang diperpanjang.

Ashitaba juga telah digunakan sebagai pengobatan untuk gangguan berikut: gangguan saluran GI: (gastritis akut, gastritius kronis, chlorhydria, kanker lambung, ulkus duodenum, ventriculi descensus, atonia lambung dan enteritis kronis), hepatitis kronis, reproduksi sel, pembersihan darah, tekanan darah tinggi, kanker, pembesaran pembuluh darah, anemia, sindrom kelelahan kronis, mabuk, asma, masuk angin, produksi sperma, diabetes, kekakuan bahu, konstipasi, edema, neurosis, wasir, mastitis, dan penuaan kulit.

The result of recent research in Japan shows that chalcone (Xanthoangelol) from ashitaba is effective in the treatment of HIV

Ashitaba: Chinese herbal medicinal plant
by Leonard Konis


One of the oldest and prominent herbal plants native to Asia, grown in rich volcanic soil is Ashitaba. The herbal plant described like "celery - like vegetable". In China medicinal properties of the plant date back 2000 years, during the Ming Dynasty (1368 - 1644 1) and Shogun warriors (1192 -1867 2). 4 A Chinese book written by Dr. Lee (1518 - 1593) first describes the medicinal value of Ashitaba during the Ming Dynasty. 8 Ashitaba known to purify blood and circulation, cleanse the colon, relieve muscle, joint, and nerve discomfort and enhance lung function. Ability of the herbal plant to grow very fast symbolic by its name Ashitaba, means "tomorrow's leaf". People living on the Izu Islands (volcanic islands of Japan 3) refer to the Ashitaba herb as "longevity herb" (growing in rugged terrain): Powerful antioxidants, nutrients, and energetic properties. 4

The Ashitaba herb plant contains eleven different types of vitamins and thirteen minerals."Nutritional analysis reveals that 100 grams of Ashitba powder contains the beta - carotene content equivalent to four carrots, the vitamin B2 content equivalent to 28 cloves of garlic, the vitamin C content equivalent to 4 lemons and nine times the amount of iron found in spinach". Also, nutritional content of Ashitaba: Folic acid, vitamins B1, B3, B5, B6 B12 (Usually B12 not found in plants, but obtainable in meats, fish and eggs. Reduction of B12 linked to cognitive and nervous system problems, besides increase risk of cardiovascular disease and pernicious anaemia.), and minerals calcium, magnesium, potassium, phosphorous, zinc, copper, sulphur, manganese, and silicon.

Ashitaba contains high level of chlorophyll (Green pigment found in most plants. Through a process of photosynthesis, chlorophyll collects and stores energy from the light. 6) Nearly identical (Ashitaba) to haemoglobin molecule in red blood cells, referred to as "nature blood". It functions in blood to carry more oxygen to the body's tissues and performs as an agent cleansing the blood and liver. A type of mineral found in Ashitaba promotes production of interferon (Interferon produced in the body in very small quantity. Interferon used to treat some types of cancer: Kidney, multiple myeloma, malignant melanoma, and tumors. 7).Potent antioxidants found in Ashitaba are Coumarins.

Compounds found in Ashitaba called chalcones (The pigment found in chalcones produces yellow color juice of the herb 4): Strong antioxidants protect cells from damage, attributed to ageing process and many degenerative diseases, including cancer. 5 Among the longest life spans on earth, residents on the Japanese island of Hachijo, routinely incorporate in their diet Ashitaba. People on the island refer to Ashitaba herb as the "longevity herb" (no side effects). 4 Also, during stress, chalcones suppress excessive secretion of gastric juices in the stomach, known to cause stomach ulcers. Besides, chalcones regulate blood pressure, cholesterol level, and stimulate the production of Nerve Growth Factor (NGF - Development and survival of certain neurons (nerve cells) surrounding and within the central nervous systems). A thriving Nerve Growth Factor potentially inhibits neurological damage linked to Alzheimer's disease. According to a Japanese study conducted by Biomedical Group (In Takara), after taking Ashitaba for just four days, twenty percent increase in NGF concentration. Also, according to research published in September 2002 (issue of Nutraceuticals World), Ashitaba as a potential antioxidant outperformed green tea, black tea, St. John Wort, camomile, dandelion, and fennel. 5 Preliminary Japanese research study on mice indicates chalcone (derived from Ashitaba) inhibits skin and lung cancer substantially. "The result of recent research in Japan shows that chalcone (Xanthoangelol) from ashitaba is effective in the treatment of HIV." 8

Data has shown Ashitaba regulates effectively blood sugar especially for diabetics. Dr. Kevin Lance Jones, a licensed acupuncturist and orthomolecular medical doctor from California said: "There is a patient in Texas that has insulin-dependent (Type 1) diabetes who is currently taking the herb. He says that he now has to use less insulin because his blood sugar no longer spikes with attacks of hyperglycaemia. Another diabetes patient in Japan took Ashitaba for six months and his blood sugar level dropped from 400 mg/dl to 150 mg/dl". 5

People who have experienced GI (Gastrointestinal disorders) tract disorders (Chronic gastritius, acute gastritis, duodenal ulcer, stomach cancer, chlorydria, gastric atonia, descensus ventriculi, and chronic enteritis) treated by taking Ashitaba. 8

Ashitaba improves skin ("Ashitaba exfoliates the dead skin that causes a dull complexion and / or clogged pores". Also, herb heals scrapes, cuts, insect bites, acne, and ulcers. 9) and hair quality: Reduces cell damage and increases blood circulation to the skin thus producing wrinkle free skin and hair grows thicker (fuller and stronger 9) with a color shine and preventing dry or brittle hair. 8

Mothers who have taken Ashitaba helps remove heavy metals such as mercury and lead, especially important to maintain a healthy immune system, providing milk for babies. 10

Recommend Ashitaba taken for best results, one teaspoon in the morning and evening in a small amount of juice. (Also, mixed into a tea or sprinkled over salads and other foods. 8) 5 Herb should be taken before a meal. 8 Followed by a glass of water. Those who have taken the herb, describe the taste to be sweet and no known contraindications. Always best to consult your physician before taking any herb, especially when currently taking medication. 5

In the United States, Novus Research (Leading distributor in advance nutritional supplementation) first distributer offers Organic Ashitaba: Cultivated over several years. 4 California Certified Organic Farmers certified Ashitaba Green as an organic whole food. Seeds of the Ashitaba herb imported from Japan. 8 According to Professor Hang of the Yunam Agricultural Institute advices soaking seeds over night in water and then refrigerate (40 degrees F) in moist medium for 30 days. Afterwards plant seeds in cool climate, moist conditions and expect germination in fifteen days. Within sixty days, seedlings ready to be transplanted. Herbal plant Ashitaba flowers biennial. 11 During the harvesting and processing of Ashitaba herb, leaves and stems are dried together maximize the potent strength and antioxidant qualities. Also, herb processed for distribution contains no additives. 8

References:
1.) Ming Dynasty - http://en.wikipedia.org/wiki/M ing_Dynasty
2.) The Shogun Dynasty - http://www.planetpapers.com/As sets/2777.php
3.) Izu Islands - http://en.wikipedia.org/wiki/I zu_Islands
4.) What is Ashitaba - http://www.organicashitaba.com /
5.) Ashitabe - http://www.thehealthierlife.co .uk/article/2980/ashitaba.html
6.) Chlorophyll - http://en.wikipedia.org/wiki/C hlorophyll
7.) Interferon alpha (IntronA, Roferon-A) - http://www.cancerbackup.org.uk /Treatments/Biologicaltherapie s/Interferon
8.) What is Ashitaba? - http://h.webring.com/hub?ring= allansbestherbal
9.) Natural Health Organic Farm brings you ORGANIC ASHITABA BEAUTY - http://www.ashitababeauty.com/
10.) All Japanese Take ASHITARA (Compulsary Food) - http://www.freewebs.com/ashita ba/index.htm
11.) Ashitaba (Angelica keiskei koidzumi) seeds - http://www.horizonherbs.com/pr oduct.asp?specific=jrennrf0

Ashitaba: HIV/AIDS

Ashitaba: HIV/AIDS

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh immunodeficiency virus bernama HIV. Hal ini menyebabkan kematian secara bertahap sel kekebalan dan penurunan kekebalan. Akibatnya, seseorang menjadi imunodefisiensi, membuat rentan terhadap berbagai infeksi dan akhirnya kematian. Hasil penelitian terbaru di Jepang menunjukkan bahwa Chalcone (Xanthoangelol) dari ashitaba efektif dalam pengobatan HIV. Tanaman ini dilaporkan memberikan stimulasi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi sehat untuk lambung dan usus, dan telah menunjukkan aktivitas anti-virus dan anti-bakteri.

Ashitaba: Leukemia (Kanker Darah)

ASHITABA (ANGELICA KEISKEI KOIDZMI)
Rahasia umur panjang penduduk Hachijo Jepang, hingga rata-rata 90 tahun akhirnya tersingkap. Mereka rutin mengkonsumsi Ashitaba setiap hari. Tanaman obat kaya antioksidan itu mereka jadikan sayur menyebabkan daya tahan tubuh sangat kuat. Ashitaba mempunyai getah berwarna kuning atau Chalcone yang keluar dari batang dan daun. Disitu terdapat beberapa bahan aktif seperti Xanthoangelol dan 4-hydroxyderricin. Diantara sekitar 50 jenis Angelica, Ashitaba merupakan satu satunya yang memiliki getah kuning.

LEUKEMIA
Selain kaya antioksidan tanaman ini juga ampuh melawan kanker seperti dibuktikan oleh Toru Okiyama, seorang peneliti di Universitas of Meiji Jepang yang memberikan ekstrak Ashitaba pada tikus penderita kanker paru dan kulit. Enam bulan berselang setelah perlakuan kanker paru dan kanker kulit tersebut sembuh. Dari hasil penelitian lain yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Eihme University juga di Jepang menemukan senyawa yang berperan melawan kanker disebut Xanthoangelol, berfungsi menghambat sintesis DNA pada sel-sel kanker. Xanthoangelol juga ditengarai ampuh mengobati neuroblastoma alias kanker syaraf dan leukemia. Xanthoangelol berfungsi apoptosis dan mematikan sel kanker.

Penyakit Leukemia (Kanker Darah)

Penyakit Leukemia (Kanker Darah)

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

Penyakit Leukemia Akut dan Kronis

Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel

Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

Dari klasifikasi ini, maka Leukemia dibagi menjadi empat type sebutan;
1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

Penyebab Penyakit Leukemia

Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.
1. Radiasi. Hal ini ditunjang dengan beberapa laporan dari beberapa riset yang menangani kasus Leukemia bahwa Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia, Penerita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia, Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

2. Leukemogenik. Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia inustri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

3. Herediter. Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

4. Virus. Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

Tanda dan Gejala Penyakit Leukemia

Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh).

2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit).

3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.

4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.

6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.

7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

Diagnosa Penyakit Leukemia (Kanker Darah)

Penyakit Leukemia dapat dipastikan dengan beberapa pemeriksaan, diantaranya adalah ; Biopsy, Pemeriksaan darah {complete blood count (CBC)}, CT or CAT scan, magnetic resonance imaging (MRI), X-ray, Ultrasound, Spinal tap/lumbar puncture.

Penanganan dan Pengobatan Leukemia

Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:

1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi bone marrow (sumsum tulang)
4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.

Sistem Therapi yang sering digunakan dalam menangani penderita leukemia adalah kombinasi antara Chemotherapy (kemoterapi) dan pemberian obat-obatan yang berfokus pada pemberhentian produksi sel darah putih yang abnormal dalam bone marrow. Selanjutnya adalah penanganan terhadap beberapa gejala dan tanda yang telah ditampakkan oleh tubuh penderita dengan monitor yang komprehensive.

Sumber: http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-leukemia-kanker-darah.html#c7993051774160185370

Ashitaba: Kanker Lambung

Apa Ashitaba lakukan?

Ashitaba dapat membantu Anda memperlambat penuaan, tetap muda dan sehat, dengan kulit lentur dan kulit bebas kerut.
Ashitaba adalah makanan organik utuh, sayuran berdaun hijau, mengandung flavonoid, antioksidan dan kaya asam amino, vitamin dan mineral, klorofil, enzim dan serat. Hal ini baik untuk visi, dapat menurunkan kolesterol, juga seorang penderita kanker yang kuat, dan banyak lagi.
Chalcone pada ashitaba adalah antioksidan yang sangat kuat dan pembersih darah yang efektif. Antioksidan melindungi sel dari kerusakan radikal bebas yang dapat menyebabkan mutasi sel. Dengan mengendalikan radikal bebas, penuaan dapat dicegah pada tingkat sel dimana proses penuaan dimulai. “Cellular” kesehatan merupakan faktor penting bagi jaringan sehat dan efisien fungsi organ. Faktor-faktor ini dapat menghasilkan rentang kehidupan yang diperpanjang.

Ashitaba juga telah digunakan sebagai pengobatan untuk gangguan berikut: gangguan saluran GI: (gastritis akut, gastritius kronis, chlorhydria, kanker lambung, ulkus duodenum, ventriculi descensus, atonia lambung dan enteritis kronis), hepatitis kronis, reproduksi sel, pembersihan darah , tekanan darah tinggi, kanker, pembesaran pembuluh darah, anemia, sindrom kelelahan kronis, mabuk, asma, masuk angin, produksi sperma, diabetes, kekakuan bahu, konstipasi, edema, neurosis, wasir, mastitis, dan penuaan kulit.

Sakit Maag, Salah Satu Gejala Kanker Lambung

Sakit Maag, Salah Satu Gejala Kanker Lambung

Penelitian yang dilakukan di Indonesia dan juga luar negeri menunjukkan bahwa keluhan penyakit maag fungsional paling banyak ditemui.

DI Indonesia, tingkat kesadaran masyarakat masih sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung. Padahal kenyataannya, sakit maag atau istilah ilmiah dikenal dengan dispepsia ini sangat menganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa.

Umumnya, penduduk kota besar yang padat dengan kesibukan kurang menjaga pola makannya secara teratur. Kalau tubuh selalu telat menerima asupan makanan, apa yang akan terjadi di kemudian hari?

“Telat makan, maka tubuh kurang pasokan energi. Padahal, tubuh butuh energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Cadangan energi tubuh akan diserap sehingga kelelahan lebih cepat, dan terasa lebih berat,” jelas dr Sri Sukmaniah SpGK dalam konferensi pers “Gerakan Lambung Sehat Indonesia” di Rumah Makan Anglo, Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (8/7/2010).

Kalau sudah begini, penyakit maag pun sulit dihindari. Penelitian yang dilakukan di Indonesia dan juga luar negeri menunjukkan bahwa keluhan penyakit maag fungsional paling banyak ditemui, yaitu mencapai 70-80 persen dari seluruh kasus. Sakit maag fungsional adalah sakit maag yang bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang kurang sesuai, juga faktor psikis dan kecemasan. Bahkan jika ditelaah lebih jauh, penyakit maag bisa berakibat fatal bagi kesehatan.

“Sakit maag juga bisa menjadi salah satu gejala kanker lambung. Sakit maag yang berulang kali dan tidak sembuh walaupun sudah diobati, lebih baik segera diperiksakan ke dokter,” papar Ari Fachrial Syam SpPD KGEH MMB.

Dr Ari menambahkan, “Menjaga kesehatan lambung bukan saja untuk menghindari penyakit maag, tetapi merupakan investasi jangka panjang terutama menghindari kanker lambung. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan memulai pola makan yang sehat,” sarannya.


Kamis, 8 Juli 2010 - 17:39 wib
Adhini Amaliafitri - Okezone

MALAIKAT PENYEMBUH DARI NEGERI SAKURA

MALAIKAT PENYEMBUH DARI NEGERI SAKURA

Rahasia umur panjang penduduk Hachijo Jepang, hingga rata-rata 90 tahun akhirnya tersingkap. Mereka rutin mengkonsumsi Ashitaba setiap hari. Tanaman obat kaya antioksidan itu mereka jadikan sayur menyebabkan daya tahan tubuh sangat kuat.

Ashitaba mempunyai getah berwarna kuning atau chalcones yang keluar dari batang dan daun. Disitu terdapat beberapa bahan aktif seperti xanthoangelol dan 4-hydroxyderricin. Diantara sekitar 50 jenis Angelica, Ashitaba merupakan satu satunya yang memiliki getah kuning.

Selain kaya antioksidant tanaman ini juga ampuh melawan kanker seperti dibuktikan oleh Toru Okiyama, seorang peneliti di Universitas of Meiji Jepang yang memberikan ekstrak Ashitaba pada tikus penderita kanker paru dan kulit. Enam bulan berselang setelah perlakuan kanker paru dan kanker kulit tersebut sembuh.

Dari hasil penelitian lain yang dilakukan di FK Eihme University juga di Jepang menemukan senyawa yang berperan melawan kanker disebut XANTHOANGELOL, berfungsi menghambat sintesis DNA pada sel-sel kanker.

Xanthoangelo juga ditengarai ampuh mengobati Neuroblastoma alias kanker syaraf dan leukemia, Xanthoangelol berfungsi apoptosis dan mematikan sel kanker.

Ashitaba, masih saudara dengan Centella asiatica/pegagan disini dulu banyak diresepkan untuk menghilangkan kesulitan menstruasi, memperlancar aliran darah, obat diuretik, dan memperlancar susu ibu serta antihipertensi.

Fungsi lain adalah mengurang LDL (Low Dencity Lipoprotein) atau kita kenal dengan kholesterol jahat.

Ashitaba juga mempunyai kemampuan untuk melawaqn Diabetes, Kazau Hilda seorang herbalist di Jepang telah mencobanya dan secara fantastis menurunkan kadar glukosa dari 400 mg/dl ke 150mg/dl setelah mengkonsumsi Ashitaba selama 6 bulan. Kandungan 4-hydroxyderricin (4-HD) dan xanthoangelol memiliki khasiat seperti Insulin.
Angelica=Malaikat, juga kaya khlorofil

Ardhi 2010 berbagai sumber antara lain Trubus XXXIX/114-115
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2267880/

Ashitaba: Herbal Yang Sehat Dan Aman Bagi Penderita Kanker

Mengenal Kanker dan Tumor secara Umum

Tumor merupakan satu sel liar yang berada di bagian tubuh dan terus membesar di lokasi yang tetap atau tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Akibat pembesaran ini akan muncul benjolan di bagian tubuh tertentu. Karena itu, munculnya benjolan di bagian tubuh tertentu, baik disertai rasa sakit maupun tidak patut diwaspadai sebagai tumor. Jika tidak diobati secara benar sel tumor bisa berubah menjadi kanker.

Berbeda dengan tumor yang tidak berkembang, sel pada kanker justru terus membelah diri dengan cepat dan tidak terkontrol. Karena sifatnya ini, sel kanker sangat mudah menyebar ke beberapa bagian tubuh. Jika tidak segera diobati, sel-sel kanker akan terus tumbuh menyusup ke jaringan di sekitarnya, lalu membuat anak sebar ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Sel kanker yang sudah menyebar ke berbagai tempat sangat sulit diobati. Bahkan, secara medis harapan sembuhnya cukup tipis.

Hingga saat ini para ilmuwan di seluruh dunia belum ada yang bisa memberi satu kepastian penyebab timbulnya penyakit kanker pada diri seseorang. Memang, hingga saat ini sudah dilakukan berbagai macam penelitian dengan binatang percobaan untuk mengetahui penyebab tumbuhnya kanker, tetapi tetap saja belum bisa menjadi ukuran yang pasti.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab tumbuhnya kanker:
Faktor keturunan, baik dari orang tua langsung maupun dari nenek moyangnya.
Sinar ultraviolet dan sinar radioaktif (berjemur di terik sinar matahari).
Bahan-bahan karsinogen (misal: makanan yang dibakar dan mengandung bahan pengawet serta pewarna).
Infeksi menahun/perangsangan/iritasi.
Pencemaran lingkungan (polusi udara, air tercemar).
Obat-obat tertentu seperti hormon.
Minuman beralkohol dan minuman keras.
Asap rokok, berlaku bagi perokok pasif dan aktif.
Diet yang salah dalam waktu lama.
Daya tahan tubuh yang buruk (sering sakit-sakitan).
Makanan yang berlemak, baik dari daging sapi, daging kambing, daging babi, maupun daging ayam negeri.
Berganti-ganti pasangan seksual.


Tanda atau Gejala Tumbuhnya Kanker

Penderita kanker sering terlambat mengetahui tanda-tanda atau gejala tumbuhnya sel kanker. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan atau si penderita tidak merasakan sakit sama sekali. Apalagi bila kanker tumbuh di bagian tubuh yang tersembunyi, misalnya di otak, paru-paru, hati, ginjal, atau usus. Karena itu hal-hal berikut ini perlu diwaspadai:
Luka koreng atau bengkak yang tidak sembuh-sembuh.
Ada benjolan atau jaringan liar di bagian tubuh mana pun.
Keluar cairan lendir atau darah dari puting susu, liang dubur, atau lubang tubuh lainnya.
Perdarahan yang sangat banyak, baik ketika haid maupun sedang tidak haid.
Perubahan warna, bentuk , atau rasa gatal pada kutil dan tahi lalat.
Buang air besar atau kecil tidak normal atau mengalami gangguan.
Suara serak terus-menerus atau batuk yang tak kunjung sembuh.
Mengalami kesulitan menelan dalam jangka waktu lama dan tidak hilang.
Berat badan semakin hari semakin menurun tanpa diketahui penyebabnya.
Mengalami sakit kepala terus-menerus.
Badan selalu lemah, tak bertenaga, demam, muka pucat, dan mengalami peradangan.


Diagnosis Medis

Untuk jenis tumor atau kanker yang mudah diraba dan dilihat seperti tumor payudara, benjolan di leher dan bagian tubuh lainnya, atau kanker kulit mudah didiagnosis. Namun, untuk kista, myoma, atau kanker di bagian tubuh yang tersembunyi sulit diketahui karena kadang-kadang tidak memberikan gejala fisik apa pun. Karena itulah, diagnosis secara medis perlu dilakukan. Pengobatan kanker stadium dini mudah ditindaklanjuti, baik dengan terapi modern maupun tradisional.

Beberapa pemeriksaan medis bisa ditempuh untuk beberapa kasus sebagai berikut:
Pap-smear untuk mendeteksi kanker leher rahim.
Pemeriksaan radiologik untuk mengetahui kanker paru dan tulang.
Mamografi untuk kasus kanker payudara.
Ultrasonografi untuk mendiagnosis kista dan myoma di bagian dalam tubuh.
Endoskopi untuk peneropongan alat tubuh bagian dalam.
Kolposkopi untuk peneropongan leher rahim.
Laparoskopi untuk peneropongan rongga perut.
Pemotretan lapisan-lapisan tubuh dengan CT scan dan MRI.
Biopsi (mengambil contoh jaringan sel kanker) untuk mengetahui ganas atau tidaknya sel tersebut.
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui pertanda tumor, darah tepi, analisis urine, kerja fungsi hati, kerja fungsi ginjal, dan kimia darah lainnya.


Perawatan dan Pengobatan

Mengatasi penyakit kanker bukan sesuatu yang mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Kadang-kadang beberapa kasus pasien keluhannya sama lalu diberikan ramuan yang sama pula, ternyata kecepatan kesembuhan masing-masing pasien berbeda. Hal ini sering terjadi karena pola makan dan pola hidup setiap orang berbeda-beda. Karena itu untuk perawatan dan pengobatan perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut:
Sarankan agar penderita bisa beristirahat dengan cukup.
Usahakan agar kamar yang digunakan untuk penderita bisa memperoleh udara yang segar.
Upayakan agar penderita selalu mandi dengan air rebusan tanaman obat yang hangat dan diberi garam.
Jauhkan makanan yang berlemak.
Hindari minuman yang merangsang (misalnya : alkohol, soft drink).
Berikan makanan dan minuman yang bergizi, seperti telur, ikan, dan susu.
Perbanyaklah makan sayur bayam, ercis, wortel, dan kacang panjang.
Usahakan setiap hari mengonsumsi buah-buahan seperti apel, jeruk, belimbing, semangka, jambu biji merah, bit, dan tomat. Upayakan sehari konsusmsi jus dari 1 kg buah-buahan.
Tetaplah melakukan cek secara medis untuk memastikan perkembangan penyakitnya.


Makanan yang perlu dihindari oleh penderita kanker antara lain:

1. Sayur-sayuran
Tauge mengandung zat yang mendorong pertumbuhan sel kanker.
Sawi putih dan kangkung mengurangi efektivitas kerja obat.
Cabai merangsang aktifitas bawah sadar sehingga menurunkan jumlah oksigen dalam tubuh.

2. Buah-buahan
Lengkeng dan nangka mengandung zat tumbuh bagi sel kanker.
Durian, duku, nanas, dan anggur menghasilkan alkohol sehingga merangsang berkembangnya sel kanker.
Minuman ringan atau soft drink bersifat karsinogen.
Es atau minuman dingin mengganggu kelancaran peredaran darah.
Alkohol merangsang aktivitas bawah sadar sehingga jumlah oksigen dalam tubuh menurun.

3. Daging dan Ikan Asin
Daging (sapi, kerbau, kambing, babi) memfasilitasi pertumbuhan sel yang tidak normal.
Ikan asin yang diolah dari bahan tidak segar mengalami penguraian sehingga menjadi bahan allergen yang mengundang reaksi imunitas tubuh. Akibatnya, tubuh akan merasa meriang, gatalgatal, dan bengkak. Sementara itu, bagi penderita kanker akan timbul reaksi berdenyut-denyut dan timbul rasa nyeri di bagian tubuh yang terkena kanker. Selanjutnya karena ada gangguan permeabilitas (penyerapan air) jaringan tubuh, permukaan luka akan tampak basah, benyek, dan kadang-kadang terjadi perdarahan. Yang lebih memprihatinkan, beberapa produsen pengolah ikan sering menambahkan formalin atau bahan pengawet mayat, bukan pengawet makanan. Formalin ini bersifat hepatotoksik atau racun bagi organ hati, sehingga semakin lama mengganggu sistem kerja sel dan jaringan yang akhirnya memicu kanker.

4. Makanan yang Diawetkan
Makanan awetan mengandung senyawa kimia yang dapat berubah menjadi karsinogen aktif.

5. Sea food
Udang, kerang, kepiting, cumi mengandung kandungan lemak tinggi. Penderita kanker atau tumor harus mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.(alasan mengapa berbahaya belum ada, mohon ditambahkan).

6. Daging Unggas
Biasanya untuk memacu pertumbuhan ternak atau unggas digunakan obat-obatan kimia termasuk hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh hewan sehingga bobot ternak atau unggas cepat meningkat. Suntikan hormon yang diberikan pada ternak mirip hormon anabolic pada manusia. Hormon ini diduga memicu kanker prostat dan kanker kelenjar.

7. Buah-buahan
Durian, nangka, lengkeng, nenas, duku dan anggur bila sangat matang mengandung alkohol yang bisa memicu berkembangnya sel kanker.


Makanan yang Sehat dan Aman Bagi Penderita Kanker
1. Sayuran
Sayuran berwarna hijau tua: bayam, brokoli, sawi hijau, kailan, katuk.
Sayuran berwarna hijau muda: selada air, selada, lokio, ashitaba atau angelica, daun bawang, kenikir, daun pegagan, daun dewa, sambung nyawa.
Sayuran berwarna terang: kol, bunga kol, lobak, wortel, talas, ubi jalar, kentang, rebung.
Sayuran buah: terung, tomat, oyong, mentimun, pepaya muda, labu kuning, jagung, labu siam, kacang merah.
Jamur: jamur kuping, jamur merang, jamur tiram.

2. Lauk-pauk
Lauk-pauk dan makanan yang aman bagi penderita kanker: ayam kampung, ikan teri, telur ayam kampung, tahu, tempe, ikan wader, ikan nila, ikan mas, ikan gurami, ikan lele, ikan bawal.
Beberapa bahan makanan tersebut sebaiknya diolah menjadi sayur, pepes, atau dikukus. Olahan dengan cara digoreng hendaknya menggunakan minyak non-kolesterol dan selalu menggunakan minyak yang bersih dan belum digunakan sebelumnya. Selain untuk mengurangi lemaknya, manfaatkan bagian perut ikan ke bawah, jangan memanfaatkan bagian kepalanya.

#Ning Harmanto

ASHITABA (Angelica keiskei Koidzumi)

ASHITABA (Angelica keiskei Koidzumi)

Rahasia umur panjang penduduk Hachijo, Jepang, hingga rata-rata 90 tahun akhirnya tersingkap. Mereka rutin mengkonsumsi Ashitaba setiap hari. Tanaman obat kaya antioksidan itu mereka jadikan sayur menyebabkan daya tahan tubuh sangat kuat.

Dr Nurliani Bermawie, periset di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) menuturkan, Ashitaba mempunyai getah berwarna kuning atau chalcones yang keluar dari batang dan daun. Di situ terdapat beberapa bahan aktif seperti xantoangelol dan 4-hydroxyderricin yang merupakan antioksidan. Di antara sekitar 50 anggota jenis Angelica, ashitaba satu-satunya yang memiliki getah kuning.

Kanker Paru, Kanker Kulit, Kanker Saraf, Leukemia, Menghambat Pertumbuhan Tumor, Antihipertensi, Mengurangi LDL (Kolestrol Jahat), Antidiabetes
Tanaman Ashitaba bernama ilmiah Angelica keiskei Koidzumi. Angelica disematkan lantaran ia multikhasiat. Selain kaya antioksidan, tanaman itu juga ampuh mengatasi kanker seperti dibuktikan Toru Okuyama. Peneliti di Fakultas Farmasi di Meiji University, Jepang itu memberikan ekstrak Ashitaba pada tikus pengidap kanker paru dan kanker kulit. Enam bulan berselang, pertumbuhan kanker paru dan kanker kulit berhenti.

Hasil itu diperkuat oleh riset Kimura Y di Kedokteran, Ehime University Jepang. Ia memberikan ekstrak akar Ashitaba 100 mg per kilogram bobot tubuh tikus penderita tumor paru. Pertumbuhan tumor itu terhambat dan tidak terjadi metastasis alias penyebaran sel ke jaringan lain. Senyawa aktif yang berperan menghambat pertumbuhan tumor itu xanthoangelol. Ia menghambat sintesis DNA pada sel-sel tumor.

Xanthoangelol juga terbukti ampuh mengobati neuroblastoma alias kanker saraf dan leukemia. Tabata K dari Nihon University Jepang, membuktikan xanthoangelol bersifat apoptosis alias menyebabkan program kematian sel kanker. Setelah inkubasi selama 4 jam, terjadi apoptosis sel. Itu lantaran caspase-3, sejenis protein dalam sel leukemia dan neuroblastoma menjadi aktif setelah diberi xanthoanglol.

Keampuhan Ashitaba terungkap sejak era dinasti Ming (1518-1593). Saat itu para tabib meresepkan Ashitaba untuk menghilangkan kesulitan menstruasi, memperlancar aliran darah, obat diuretik, dan memperlancar air susu ibu.

Kerabat pegagan Centella asiatica itu juga berkhasiat antihipertensi sebagaimana dibuktikan Hirhosi Ogawa di Fakultas Kedokteran Kinki University, Osaka.

Senyawa 4-hydroxyderricin dalam getah kuning menekan tekanan darah sistolik. Faedah lain mengurangi LDL (low density lipoprotein) atau kolesterol jahat dan trigliserida dalam hati tikus yang menderita stroke dan hipertensi.

Ashitaba juga memiliki aktivitas antidiabetes. Kazuo Hida, herbalis di Jepang, menyebutkan 6 bulan setelah konsumsi ashitaba, kadar gula darah turun dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl. Khasiat sebagai antidiabetes dan antikolesterol itu juga dibuktikan oleh Wuryaning Setyawati, herbalis di Jakarta Utara. Menurut Tatsuji Enoki di Biotechnology Research Laboratories, Takara Bio Inc. Jepang, kandungan 4-hydroxyderricin (4-HD) dan xanthoangelol dalam Ashitaba memiliki kemampuan seperti insulin sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.

Klorofil
Tanaman dari Hachijo itu kaya klorofil , zat hijau daun yang berperan mengumpulkan dan menyimpan energi matahari. Menurut Dr Leenawati Limantara MSc, ahli klorofil dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, klorofil adalah pigmen utama yang terdapat pada tumbuhan, alga, dan bakteri fotosintetik. 'Perannya sebagai antena penangkap cahaya dan pentransfer energi dalam proses fotosintesis,' kata alumnus Kwansei Gakuin University, Kobe, Jepang, itu.

Klorofil merangsang produksi sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat hijau daun itu pembersih darah dan hati serta mendorong pertumbuhan mikroorganisme baik dalam saluran pencernaan. Bahkan klorofil juga mampu meredam pertumbuhan sel kanker karena memiliki efek sitotoksik. Jurnal Riset Kedokteran dan Biologi Brasil mengungkapkan metode penanganan kanker paling mutakhir menggunakan 3 faktor yaitu fotosensitizer, cahaya tampak, dan oksigen. Senyawa kimia fotosensitizer membunuh sel-sel kanker ketika disinari cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Klorofil mampu menyerap cahaya dengan panjang gelombang maksimum 770 nm. Itu sebabnya pengobatan modern mempercayai klorofil sebagai penyembuh kanker yang aman dibandingkan obat kimia.

Angelica keiskei kaya betakaroten, vitamin B1, B2, B3, B5, B6, biotin, asam folik, dan vitamin C. Ia juga mengandung beberapa mineral seperti kalsium, magnesium, potasium, fosfor, seng, dan tembaga. Menurut Nurliani, Ashitaba mengandung vitamin B12 yang biasanya ada pada hewan. Vitamin ini berfungsi untuk memproduksi sel darah merah, meningkatkan produksi hormon, memperkuat sistem imun tubuh dan meningkatkan daya pikir.

Akar ashitaba mengandung furanokumarin yang berfungsi sebagai antikanker.

Malaikat
Dengan seabrek khasiat, pantas jika tanaman itu bernama Angelica keiskei Koidzumi. Bahasa Latin, angelica berarti malaikat. Keiskei untuk menghargai ahli botani Jepang pada abad ke-19, Ito Keisuke. Sosok tanaman itu mengingatkan kita akan seledri. Bedanya, ukuran Ashitaba lebih besar, tinggi mencapai 1,2 m. Keduanya memang masih sekerabat, sama-sama anggota famili Apiaceae.

Pertumbuhan daunnya sangat cepat. 'Sekarang daunnya dipetik, besok sudah mulai tumbuh lagi,' kata Nurliani. Itulah sebabnya ia dijuluki tomorrow leaf. Bunganya hemaprodit karena organ jantan dan betina berada dalam satu bunga. Penyerbukan tanaman dataran tinggi itu dibantu serangga. Ia menyukai tempat yang terkena cahaya, tetapi mampu tumbuh di tempat ternaungi. Pada umur 4-6 bulan, daun dan getah malaikat penyembuh itu bakal mengobati beragam penyakit. (Ari Chaidir)

Sumber: http://www.trubus-online.co.id

Selasa, 12 Oktober 2010

Typical Analysis Of Concentrated Powder Of Ashitaba (Per 100 Gram)

Klik Untuk Memperbesar

Japanese Standar Food Ingredient Table

Klik Untuk Memperbesar

Tentang Chalcone

Klik Untuk Memperbesar

Ashitaba Lebih Baik Daripada Teh Hijau



Produk: Ashitaba Leaf

Klik Untuk Memperbesar

Produk: Ashitaba Chalcone

Klik Untuk Memperbesar

Sayur Ashitaba Buat Dimakan Sebagai Lauk

Klik Untuk Memperbesar

Daun Ashitaba Tumbuh Keesokan Harinya

Klik Untuk Memperbesar

Chalcone

Klik Untuk Memperbesar

Bunga Ashitaba

Klik Untuk Memperbesar

Tanaman Ashitaba

Klik Untuk Memperbesar